Breaking News

09 Februari 2024

Khutbah Jumat: Mukjizat Mi’raj Tidak Berarti Allah di Atas

 

www.hanapibani.com

السلام عليكم و رحمة الله و بركاته
بسم الله و الحمد لله
اللهم صل و سلم على سيدنا محمد و على أله
 و صحبه أجمعين

Salam Sahabat Hanapi Bani

Berikut kami bagikan teks Khutbah Jumat dengan judul:
"Mukjizat Mi’raj Tidak Berarti Allah di Atas"

Khutbah I

اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ وَفَّقَ مَنْ شَاءَ مِنْ خَلْقِهِ بِفَضْلِهِ وَكَرَمِهِ، وَخَذَلَ مَنْ شَاءَ مِنْ خَلْقِهِ بِمَشِيْئَتِهِ وَعَدْلِهِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَلَا شَبِيْهَ وَلَا مِثْلَ وَلَا نِدَّ لَهُ، وَلَا حَدَّ وَلَا جُثَّةَ وَلَا أَعْضَاءَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَحَبِيْبَنَا وَعَظِيْمَنَا وَقَائِدَنَا وَقُرَّةَ أَعْيُنِنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، وَصَفِيُّهُ وَحَبِيْبُهُ. اَللهم صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِ بْنِ عَبْدِ اللهِ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَّالَاهُ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ، وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ.

أَمَّا بَعْدُ، فَإِنِّي أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ الْقَائِلِ فِيْ مُحْكَمِ كِتَابِهِ: مَا كَذَبَ الْفُؤَادُ مَا رَأَى (١١) أَفَتُمَارُونَهُ عَلَى مَا يَرَى (١٢) وَلَقَدْ رَآهُ نَزْلَةً أُخْرَى (١٣) عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهَى (١٤) (النجم: ١١-١٤)

 

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah,

Mengawali khutbah yang singkat ini, khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa berusaha meningkatkan ketakwaan dan keimanan kita kepada Allah subhanahu wa ta’ala dengan menjalankan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari segala yang dilarang dan diharamkan.

 

Saudara-saudara seiman,

Saat ini kita berada pada tanggal 25 Rajab 1442 H. Pada setiap bulan Rajab, umat Islam di berbagai belahan dunia menyelenggarakan perayaan Isra’ Mi’raj, sebuah peristiwa agung yang merupakan salah satu mukjizat yang Allah anugerahkan kepada Baginda Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam


Dari atas mimbar, pada kesempatan yang mulia ini, khatib akan menyampaikan penjelasan dari para ulama Ahlussunnah wal Jama’ah seputar Mukjizat Mi’raj dan bahwa mukjizat yang agung ini tidak menunjukkan Allah di atas, karena kesepakatan para ulama menyatakan bahwa Allah ada tanpa membutuhkan kepada arah dan tempat, Allah ada tanpa tempat.


Hadirin yang dirahmati Allah,

Mukjizat Isra’ telah disebutkan dalam Al-Qur’an secara tegas dan eksplisit. Oleh karenanya, barangsiapa mengingkari Isra’, maka ia telah mendustakan Al-Qur’an.

 

Sedangkan Mi’raj, Al-Qur’an tidak menyebutkannya secara sharih dan eksplisit, akan tetapi menyatakannya dengan keterangan yang mendekati nash yang sharih (eksplisit).

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

 

مَا كَذَبَ الْفُؤَادُ مَا رَأَى (١١) أَفَتُمَارُونَهُ عَلَى مَا يَرَى (١٢) وَلَقَدْ رَآهُ نَزْلَةً أُخْرَى (١٣) عِنْدَ سِدْرَةِ الْمُنْتَهَى (١٤) (النجم:


Maknanya: “Hatinya tidak mendustakan apa yang telah dilihatnya. Maka apakah kalian (musyrikin Makkah) hendak membantahnya tentang apa yang telah dilihatnya? Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil Muntaha” (QS an-Najm: 11-14).

 

Oleh karena itu, para ulama Ahlussunnah menyatakan: Barangsiapa mengingkari mukjizat Mi’raj karena ketidaktahuannya tentang adanya Mi’raj dalam syara’, maka ia tidak kafir, akan tetapi dihukumi fasiq, karena Al-Qur’an tidak menyebutkan Mi’raj secara eksplisit. 

Berbeda dengan Mukjizat Isra’ yang disebutkan secara eksplisit. Sedangkan seseorang yang mengingkari Mi’raj dengan maksud menentang ajaran agama, maka ia tidak lagi tergolong kaum muslimin.

 

Hadirin yang dirahmati Allah,

Setelah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadi imam shalat bagi para nabi di Baitul Maqdis, maka Rasulullah dibawa naik ke langit. Jibril pun meminta dibukakan pintu langit dan dikatakan kepadanya: Siapa anda? Jibril menjawab: Jibril. Ditanyakan: Siapa yang bersamamu? Jibril menjawab: Muhammad. Ditanyakan lagi: Apakah ia telah diutus untuk Mi’raj ke langit? Jibril menjawab: Iya, ia telah diutus untuk Mi’raj.

 

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam hadits yang panjang:

 

“Lalu pintu langit pertama dibuka untuk kami. Ternyata sudah ada Nabi Adam di sana. Ia pun menyambutku dan mendoakan kebaikan untukku. Kemudian Jibril bersamaku naik ke langit kedua, lalu ia meminta dibukakan pintu langit. Jibril ditanya: Siapa anda? Jibril menjawab: Jibril. Ditanya lagi: Siapa yang bersamamu? Jibril menjawab: Muhammad. Ditanya lagi: Apa sudah saatnya Muhammad dimi’rajkan? Jibril menjawab: Iya, sudah saatnya dimi’rajkan. Lalu pintu langit kedua dibuka untuk kami. Ternyata sudah ada dua nabi bersaudara sepupu di sana, yaitu Isa bin Maryam dan Yahya bin Zakariyya ‘alaihimassalam. Keduanya menyambutku dan mendoakan kebaikan untukku.”

 

Demikianlah, Nabi kita, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam berpindah dari satu langit ke langit berikutnya. Di langit ketiga, beliau bertemu dengan Nabi Yusuf ‘alaihissalam yang telah dikaruniai ketampanan yang luar biasa. Di langit keempat, Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam bertemu dengan Nabi Idris ‘alaihissalam. Nabi Yusuf dan Nabi Idris ‘alaihimassalam juga mendoakan kebaikan untuk Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian di langit kelima Nabi bertemu dengan Nabi Harun ‘alaihissalamdi langit keenam bertemu dengan Nabi Musa ‘alaihissalam, dan di langit ketujuh bertemu dengan Nabi Ibrahim ‘alaihissalam yang menyandarkan punggungnya ke al-Bait al-Ma’mur


Al-Bait al-Ma’mur adalah bangunan yang mulia tempat thawaf bagi para malaikat yang merupakan penghuni langit sebagaimana Ka’bah adalah tempat thawaf bagi para penghuni bumi. Setiap harinya, al-Bait al-Ma’mur dimasuki oleh tujuh puluh ribu malaikat untuk melakukan shalat di sana lalu keluar dan tidak kembali ke sana selamanya. Begitu seterusnya sampai hari kiamat. 


Setelah itu Jibril membawa Nabi naik hingga ke Sidratul Muntaha. Sidratul Muntaha adalah sebuah pohon yang sangat besar nan indah menakjubkan, daun-daunnya lebar seukuran telinga gajah dan buah-buahnya besar seperti qullah (gentong). Akarnya berada di langit keenam dan menjulang tinggi sampai mencapai atas langit ketujuh. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melihatnya sewaktu beliau berada di atas langit ketujuh. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menceritakan:

 

“Tidak seorang pun di antara makhluk Allah yang mampu menyifati Sidratul Muntaha saking indahnya. Kemudian Allah mewahyukan kepadaku beberapa hal:

 

Allah wajibkan kepadaku 50 kali shalat dalam sehari semalam, lalu aku turun menemui Nabi Musa. Ia bertanya: Apa yang Allah wajibkan kepada ummatmu? Aku menjawab: 50 kali shalat. Musa berkata: Kembalilah ke tempat yang di sana engkau menerima wahyu dan berdoalah meminta keringanan kepada Allahkarena ummatmu tidak akan mampu melakukannya, aku telah memiliki pengalaman dengan Bani Israil tentang hal semacam ini.”

 

Maka Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kembali ke tempat semula dan meminta keringanan kepada Allah seraya berkata:

 

يَا رَبِّ خَفِّفْ عَلَى أُمَّتِي

 

“Ya Allah berilah keringanan untuk ummatku.

 

Nabi bersabda: “Maka Allah mengurangi menjadi lima shalat. Lalu aku kembali kepada Nabi Musa dan aku berkata: Allah mengurangi menjadi lima shalat untukku. Musa berkata: Umatmu tidak akan mampu melakukan itu, maka mintalah kembali kepada-Nya keringanan.”

 

Maka Nabi pun beberapa kali memohon keringanan kepada Allah hingga Allah mewahyukan kepadanya kewajiban shalat lima kali sehari semalam, setiap shalat terhitung pahalanya seakan-akan sepuluh shalat, sehingga totalnya menjadi lima puluh shalat.

 

Allah juga mewahyukan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa barangsiapa berkeinginan melakukan satu kebaikan lalu tidak jadi mengerjakannya, maka dihitung satu kebaikan, dan jika dia mengerjakannya dihitung sepuluh kebaikan. Dan barangsiapa berkeinginan melakukan keburukan dan tidak mengerjakannya maka tidak dicatat sebagai keburukan, jika dia mengerjakannya maka dihitung satu keburukan.

 

Saudara-saudara seiman,

Para ulama Ahlussunnah wal Jama’ah mengatakan bahwa maksud dan tujuan dari Mi’raj adalah memuliakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan memperlihatkan kepada beliau keajaiban-keajaiban di alam atas, seperti langit, al-Bait al-Ma’mur, Sidratul Muntaha, ‘Arsy, surga dan lain-lain, dan mengagungkan derajat beliau. Sangat penting ditegaskan bahwa peristiwa Mi’raj tidak berarti sampainya Nabi ke sebuah tempat yang Allah berada di sana. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidaklah bertemu dan berkumpul dengan Allah seperti bertemunya makhluk dengan makhluk, karena Allah Mahasuci dari tempat, arah dan ruang. Allah bukan jism (sesuatu yang memiliki panjang, lebar dan kedalaman) dan Allah tidak menyerupai sesuatu pun di antara makhluk-Nya sebagaimana Allah subhanahu wa ta’ala tegaskan:

 

لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ (الشورى: ١١)

 

Maknanya: “Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan Allah, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.” (QS asy-Syura: 11)

 

Oleh karenanya, jangan mempercayai sebagian buku yang menyampaikan cerita-cerita dusta yang menyatakan bahwa Allah mendekat kepada Muhammad hingga berjarak satu hasta atau bahkan lebih dekat. Kisah-kisah semacam ini sangat bertentangan dengan aqidah Ahlussunnah wal Jama’ahSedangkan ayat 8 dan 9 dari surat an-Najm:

 

ثُمَّ دَنَا فَتَدَلَّى (٨) فَكَانَ قَابَ قَوْسَيْنِ أَوْ أَدْنَى (٩) (النجم: ٨-٩)

 

Tidak boleh dimaknai bahwa Allah-lah yang mendekat kepada Muhammad hingga jaraknya seukuran dua busur panah atau lebih dekat. Makna ayat tersebut sebagaimana diriwayatkan Imam Muslim dalam Shahih Muslim dari Sayyidah Aisyah radliyallahu ‘anha bahwa yang mendekat kepada Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam pada saat Mi’raj adalah Jibril, bukan Allah subhanahu wa ta’ala.

 

Kita tidak boleh menyifati Allah dengan sifat berjarak dekat atau pun jauh, karena berjarak dengan sesuatu yang lain adalah termasuk salah satu sifat makhluk yang menunjukkan tempat dan arah tertentu. Padahal para ulama kita selalu menjelaskan bahwa Allah Mahasuci dari semua tempat dan arah, berdasarkan ijma’ (kesepakatan) kaum muslimin seperti ditegaskan oleh Imam Abu Manshur al-Baghdadi dalam karyanya, al-Farq baina al-Firaq:

 

وَأَجْمَعُوْا عَلَى أَنَّهُ لَا يَحْوِيْهِ مَكَانٌ

 

“Kaum muslimin menyepakati bahwa Allah ta’ala tidak diliputi oleh tempat.”

 

Hadlratusy Syaikh K.H. Muhammad Hasyim Asy’ari menegaskan dalam mukadimah kitab at-Tanbihat al-Wajibat:

 

وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ الْمُنَـزَّهُ عَنِ الْجِسْمِيَّةِ وَالْجِهَةِ وَالزَّمَانِ وَالْمَكَانِ

 

“Dan aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang wajib disembah melainkan Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, Dia Mahasuci dari berbentuk (berjisim), arah, masa dan tempat.”

 

Hadirin yang dirahmati Allah,

Demikian khutbah yang singkat ini. Mudah-mudahan dapat memperkokoh aqidah dan keimanan kita. Amin Ya Rabbal ‘Alamin.

 

جَعَلَنا اللهُ وَإيَّاكم مِنَ الفَائِزِين الآمِنِين، وَأدْخَلَنَا وإِيَّاكم فِي زُمْرَةِ عِبَادِهِ المُؤْمِنِيْنَ : أعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطانِ الرَّجِيمْ، بِسْمِ اللهِ الرَّحْمانِ الرَّحِيمْ:

. وَالْعَصْرِ (١) إِنَّ الْإِنْسَانَ لَفِي خُسْرٍ (٢) إِلَّا الَّذِينَ آمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ (٣)
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَاِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْاٰيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ. وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ فَيَا فَوْزَ الْمُسْتَغْفِرِيْنَ وَيَا نَجَاةَ التَّائِبِيْنَ

 

Khutbah II

 

إِنَّ الْحَمْدَ لِلهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِينُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَّا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، اَللهم صَلِّ وَسَلِّمْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدِنِ الصَّادِقِ الْوَعْدِ الْأَمِيْنِ، وَعَلٰى إِخْوَانِهِ النَّبِيِّيْنَ وَالْمُرْسَلِيْنَ، وَارْضَ اللهم عَنْ أُمَّهَاتِ الْمُؤْمِنِيْنَ، وَآلِ الْبَيْتِ الطَّاهِرِيْنَ، وَعَنِ الْخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ، أَبِيْ بَكْرٍ وَعُمَرَ وَعُثْمَانَ وَعَلِيٍّ، وَعَنِ الْأَئِمَّةِ الْمُهْتَدِيْنَ، أَبِيْ حَنِيْفَةَ وَمَالِكٍ وَالشَّافِعِيِّ وَأَحْمَدَ وَعَنِ الْأَوْلِيَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ.

أَمَّا بَعْدُ، فَيَا أَيُّهَا الْمُسْلِمُوْنَ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ فَاتَّقُوْهُ، وَاعْلَمُوْا أَنَّ اللهَ أَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ عَظِيْمٍ، أَمَرَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَالسَّلَامِ عَلٰى نَبِيِّهِ الْكَرِيْمِ فَقَالَ إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا، اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلٰى سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلٰى آلِ سَيِّدِنَا إِبْرَاهِيْمَ، فِيْ الْعَالَمِيْنَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ والْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ، اَللّٰهُمَّ اجْعَلْنَا هُدَاةً مُهْتَدِيْنَ غَيْرَ ضٰالِّيْنَ وَلاَ مُضِلِّيْنَ، اَللّٰهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِنَا وآمِنْ رَّوْعَاتِنَا وَاكْفِنَا مَا أَهَمَّنَا وَقِنَا شَرَّ ما نَتَخوَّفُ، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبٰى ويَنْهٰى عَنِ الفَحْشٰاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلٰى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَاسْأَلُوْهُ مِنْ فَضْلِهِ يُعْطِكُمْ وَاتَّقُوْهُ يَجْعَلْ لَكُمْ مِنْ أَمْرِكُمْ مَخْرَجًا، وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ.

 

Download teks Khutbah Jumat: Mukjizat Mi’raj Tidak Berarti Allah di Atas


Untuk mengunduh teks khutbah diatas silakan klik dibawah ini:


Cek PAKET USAHA 100RIBU DAPAT 7 KAOS MOTIF DISTRO | KAOS MURAH | KAOS PRIA | KAOS KONVEKSI dengan harga Rp95.000. Dapatkan di Shopee sekarang! https://shope.ee/5AU1U8O8hs?share_channel_code=1

Demikian informasi yang dapat kami sampaikan tentang "Khutbah Jumat: Mukjizat Mi’raj Tidak Berarti Allah di Atas", semoga bermanfa'at. 

Terimakasih atas kunjungannya, mohon doa' agar kami sekeluarga diberikan kesehatan dan blog ini terus berkembang serta berguna bagi semua orang.
Memberi manfa'at baik di dunia maupun di akhirat.

Untuk mendapatkan pemberitahuan langsung mengenai artikel terbaru di facebook dari website ini silakan klik suka pada halaman kami  HANAPI BANI 

atau gabung Group kami;

Youtube ;(Klik DISINI)
WA 1 ; (Klik DISINI)
WA 2 ; (Klik DISINI)
WA 3 ; (Klik DISINI)
WA 4 ; (Klik DISINI)

WA 5 ; (Klik DISINI)
WA 6 ; (Klik DISINI)
WA 7 ; (Klik DISINI)
WA 8 ; (Klik DISINI)
WA 9 ; (Klik DISINI)
WA 10 ; (Klik DISINI)
WA 11 ; (Klik DISINI)
WA 12 ; (Klik DISINI)
WA 13 ; (Klik DISINI)
WA 14 ; (Klik DISINI)
WA 15 ; (Klik DISINI)
WA 16 ; (Klik DISINI)
Pengumuman WA #1 ;(Klik DISINI)
Pengumuman WA #2 ;(Klik DISINI)
Telegram ; (Klik DISINI)
Bip ; (Klik DISINI)
Halaman FB 
(Klik DISINI)

و صلى  الله على سيدنا محمد و على أله
 و صحبه و سلم أجمعين
ثم السلام عليكم و رحمة الله و بركاته

Protected by Copyscape 


0 Comments

Tidak ada komentar:

Translate

Artikel Terbaru

Pelaksanaan Uji Kompetensi Kenaikan Jenjang dan Jabatan Kemenag 2025

  السلام عليكم و رحمة الله و بركاته بسم الله و الحمد لله اللهم صل و سلم على سيدنا محمد و على أله  و صحبه أجمعين Salam Sahabat  Hanapi Bani ....

Powered by BeGeEm - Designed Template By HANAPI