Breaking News

04 Juni 2019

Khutbah Idul Fitri Singkat, Edisi Terbaru 2019 M/1440 H

 www.hanapibani.com


Khutbah Pertama
الله اكبر 9× اللهُ اَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرّا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا، لَااِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ، اللهُ اَكْبَرُ وَلِلَّٰهِ الْحَمْدُ   
الْحَمْدُ للهِ الَّذِى عَادَ عَلَيْنَا نِعْمَهُ فِى كُلِّ نَفْسٍ وَلَمْحَاتٍ وَأَسْبَغَ عَلَيْنَا ظَاهِرَةً وَبَاطِنَةً. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ  وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى ألِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ 
اللهُ أَكْبَرُ أَمَّا بَعْدُ: أَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ وَالْحَاضِرَاتِ اِتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْ تُنَّ إِلَاّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ، وَاشْكُرُوْا نَعْمَتَ اللهِ الَّتِيْ وَصَلْنَا لِلْإِيْمَانِ وَوَصَلْنَا إِلْى الْعِيْدِ الْفِطْرِ الْمُبَارَكِ. فَيَا إِخْوَانِىَ الْكِرَامَ! هَذَا يَوْمُ الْعِيْدِ،  الْيَوْمَ حَرَمَ اللهُ عَلَيْنَا الصِّيَامُ وَاَحَلَّ اللهُ لَنَا فِيْهِ الطَّعَامُ
أعوذ بالله من الشيطان الرَجيم  بسم الله الرحمن الرحيم نَزَلَ بِهِ الرُّوحُ الْأَمِينُ عَلَى قَلْبِكَ لِتَكُونَ مِنَ الْمُنذِرِينَ
اللهُ أَكْبَرُ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ، وَاللهُ أَكْبَرُ، اللهُ أَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْد،
 وقَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم. بَادِرُوا بِالأَعْمَالِ فِتَنَا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ. يُصْبِحُ الرَّجُلُ فِيْهَا مُؤْمِناً وَيُمْسِي كَافِراً. أَوْ يُمْسِي مُؤْمِناً وَيُصْبِحُ كَافِراً. يَبِيعُ دِينَهُ بِعَرَضٍ مِنَ الدُّنْيَا
Hadhirin Kaum muslimin jamaah shalat Idul Fitri rahimakumullah,
Dipagi hari yang mulia, hidmat dan sacral ini, marilah kita bersyukur kepada Allah SWT. dan terus meningkatkan takwa kepada Allah SWT. Dengan mematuhi dan menunaikan segala perintah-perintahNya dan meninggalkan segala larangan-larangan-Nya. Kita agungkan asma Allah dengan memperbanyak membaca takbir, tahlil, tahmid dan tasbih dihari kemenangan yang berbahagia ini.

اللهُ اَكْبَرْ (3×) وَ للهِ اْلحَمْدُ

Hadirin jama’ah sholat Idul Fitri rahimakumullah

Sejak tenggelamnya matahari dikaki langit belahan barat akhir bulan ramadhan gema takbir, tahli, tahmid, dan tasbih berkumandang diseluruh dunia, sebagai ungkapan rasa syukur yang dalam, menyongsong datangnya hari kemenangan nan bahagia dan penuh harapan.
Suasana malam 1 syawal semakin semarak dan syahdu oleh gema takbir, tahlil, tahmid, dan tasbih bersaamaan dengan hilir mudiknya orang-orang yang mengantar dan menyampaikan zakat fitrahnya. Sungguh besar nikmat yang kita rasakan dihari kemenangan ini setelah satu bulan penuh berpuasa ramadhan.

Suasana menjadi semakin sacral dan syahdu ketika kaum muslimin pergi berbondong-bondong menuju ke mesjid-mesjid, mushala-mushala, dan adapula yang ketanah-tanah lapang untuk menunaikan shalat idul fitri. Pada saat ini nampaklah dihadapan kita wajah-wajah yang penuh kebahagiaan dan kegembiraan, bersatu dan berkumpul untuk tujuan yang sama, yaitu sujud dihadapan Allah SWT sebagai pernyataan rasa syukur atas segala nikmat dan karuniaNya, serta kemenangan dihari yang mulia ini.

اللهُ اَكْبَرْ (3×) وَ للهِ اْلحَمْدُ

Hadirin jama’ah sholat Idul Fitri rahimakumullah
Saat ini kita semua bisa merasakan kebahagiaan yang tiada tara. Kita semua sudah sampai pada hari yang mana kita kembali ke fitri dan kita bisa menunaikan ibadah shalat ‘id bersama-sama dengan keluarga tercinta di tempat yang mulia ini. Ini hari adalah hari kemenangan bagi insan yang beriman yaitu yang menjalankan Ibadah puasa Ramadhan selama 1 bulan penuh. Hari ini adalah hari kemenangan orang beriman yang berpuasa satu bulan penuh dimana ia dikembalikan kepada fitrahnya, kepada kesuciannya seperti bayi yang baru dilahirkan.
Sebagaimana Nabi Muhammad saw. Bersabda :
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
“Siapa yang berpuasa di bulan Ramadhan karena  iman dan dilaksanakan dengan benar, maka ia diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”.
Kaum muslimin jamaah shalat Idul Fitri yang dirahmati Allah,
Perjuangan di Bulan Puasa adalah suatu perjuangan keimanan. Dimana Iman kita diuji apakah lebih cendrung untuk mengikuti ajakan syetan agar tidak menunaikan ibadah puasa dengan tidak mau menahan haus dan lapar ataukah lebih mentaati perintah Allah SWT dengan menjalankan ibadah puasa untuk mendapatkan julukan orang-orang yang bertaqwa. Banyak kita lihat bersama selama bulan Puasa, masih ada di seputar kita orang yang mengaku Islam dengan mudahnya meraka tidak puasa dan terkadang dengan rasa tidak malu memperlihatkan diri dengan makan dan minum ditempat umum.
Semestinya kita semua menyadari sepenuhnya bahwa Ramadhan adalah Bulan yang Suci. Sa’at untuk  berusaha meningkatkan keimanan, menambah ibadah kita. Kita semua harus mampu mengalahkan rasa lapar dan kita juga harus bisa menahan rasa haus, karena bulan Ramadhan ialah waktu untuk Fastabiqul-Khairot yaitu berlomba-lomba berbuat kebajikan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas amal ibadah. Bukan justru malah sebaliknya kemaksiyatan sengaja diumbar padahal itu perbuatan dosa.
Hanya di bulan suci Ramadhanlah, Allah memberikan kesempatan kepada semua hambanya untuk beribadah yang nilainya setara dengan seribu bulan. Allah telah menurunkan sebuah malam walaupun hanya satu malam, akan tetapi apabila kita bertemu dengan malam tersebut, berarti kita sudah beribadah sama denga seribu bulan. Malam itu ialah yang lebih dikenal dengan sebutan malam laolatil qadar.


اللهُ اَكْبَرْ (3×) وَ للهِ اْلحَمْدُ

Hadirin jama’ah sholat Idul Fitri rahimakumullah
Dengan berlalunya bulan suci Ramadhan, ada sebuah pertanyaan bagi kita semua. Apa yang sudah kita dapat pada bulan suci Ramadhan yang telah kita lalui ini? Apakah kita sudah memanfaatkan bulan suci Ramadhan dengan memperbanyak beribadah kepada Allah? Atau justru malah menyia-nyiakan bulan suci Ramadhan dengan bermalas-malasan beribadah atau justru melakukan segala kemaksiatan? sungguh merugi bagi orang yang telah menyia-nyiakan bulan suci Ramadhan, karena kita tidak tau apakah kita masih diberikan kesempatan oleh Allah SWT untuk bisa bertemu lagi dengan Ramadhan yang akan datang? Atau kita akan berpisah dengan bulan Ramadhan untuk selamanya hingga kita tak bertemu lagi dengan bulan Ramadhan yang akan datang, apakah kita juga akan berpisah dengan keluarga kita, saudara-saudara kita yang saat ini berada disamping kanan dan kiri kita dan bahkan orang-orang yang sangat kita cintai karena tidak ada jaminan bagi usia kita untuk bisa sampai pada bulan Ramadhan yang akan datang. Meningat bahwa maut, jodoh dan rezeki hanya Allah SWT saja yang tau. Maut tidak memandang usia, baik pada usia muda ataupun usia tua, maut tidak memandang kondisi kita, baik saat kita sakit ataupun pada saat sehat, maut tidak memandang keadaan, baik pada saat keadaan bermaksiat ataupun pada saat beribadah. Oleh karena itu Sungguh beruntung bagi orang yang telah memanfaatkan bulan Ramadhan dengan beribadah karena Allah akan membalas nya dengan pahala yang besar, dan betapa rugi nya orang yang telah menyianyiakan bulan suci Ramadhan karena tidak ada jaminan bagi kita untuk bisa bertemu lagi dengan bulan Ramadhan yang akan datang.


Duh hai Allah.. berikanlah kepada kami umur panjang hingga ada kesempatan ibadah di bulan suci Ramadhan yang akan datang. Kami yakin pintu rahmat-Mu selalu terbuka. Kami memohon kepadaMu akan senantiasa menerima amal ibadah kami semua. Sebelum ajal menjemput kami. Amin.
اللهُ اَكْبَرْ (3×) وَ للهِ اْلحَمْدُ

Hadirin jama’ah sholat Idul Fitri rahimakumullah
Pada hari ini, Allah SWT telah memerintahkan kita untuk selalu mengagungkan Nama dan ciptaanNya dengan lantunan suara takbir, tahmid dan tahlil. Sesudah kita menyelesaikan ibadah puasa di Bulan Ramadhan, selain itu juga kita diwajibkan mengungkapkan rasa syukur terhadap nikmat-nikmat Allah yang telah dianugrahkan kepada kita, yang mana kita tak mampu menghitung nikmat-nikmat Allah yang telah dianugerahkan kepada kita, sebagaimana Firman Nya dalam Al-Qur’an Surah An-Nahl: 18
وَ اِنْ تَعُدُّوْا نِعْمَةَ اللهِ لَا تُحْصُوْهَا اِنَّ اللهَ لَغَفُوْرٌرَّحِيْمٌ
Artinya: “Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S An-Nahl: 18)


Sungguh kebesaran ayat tersebut telah kita yakini dan rasakan saat ini, bahwa kenikmatan Allah dari yang terkecil sampai yang terbesar, yang nyata dalam setiap detik waktu yang telah kita lalui dari sejak lahir ke dunia sampai detik ini kita masih bisa bernafas, beraktivitas, beribadah bahkan berkumpul bersama keluarga, saudara-saudara dalam keadaan sehat wal afiat, sungguh banyak nikmat-nikmat Allah yang telah di angerahkan kepada kita, apalagi pada hari-hari mendatang sungguh tak dapat kita bayangkan, dan tidak pula dapat kita hitung banyaknya. Kita hanya dapat memuji syukur, mensucikan dan mengagungkan atas kemaha besaran dan kemaha murahan-Nya.
Kaum Muslimin  rahimakumullah,
Ungkapan rasa syukur itu kita lantunkan dengan gema takbir, tahlil, tahmid, dan tasbih, agar kita menyadari bahwa diri kita adalah makhluk yang lemah, sekaligus merupakan pengakuan dan kesadaran sebagai manusia yang harus mengabdi dan beribadah kepada Allah baik dengan hati, dengan ucapan, maupun dengan perbuatan.
 Imam Nawawi menjelaskan didalam kitab tafsir nya sebagai berikut:
“Hakikat syukur adalah pengakuan atas kenikmatan yang diberikan oleh Sang Maha Pemurah disertai dengan sikap mengagungkan-Nya”.
Dengan demikian, kita menjadi tahu betapa pentingnya rasa syukur itu untuk senantiasa ditumbuhkan dan dijaga dalam diri kita. Sebab dengan bersyukur, maka kita akan selalu ingat kepada yang memberi, selain itu jika kita selalu mensyukuri nikmat-nikmat  yang Allah berikan kepada kita, maka kita akan merasakan nikmat-nikmat tersebut tanpa merasakan kekurangan.
Seperti hal nya dalam lingkungan masyarakat sosial, ada orang yang memiliki penghasilan yang banyak perbulan tapi hidup nya selalu merasa kekurangan, tetapi adapula orang yang memiliki penghasilan yang sedikit tetapi hidup nya serba berkecukupan.Hal ini bukan karena faktor gaya hidup, tetapi ini adalah bukti bahwa orang yang bersyukur selalu merasakan akan nikmat-nikmat yang Allah berikan.
Untuk dapat bersyukur dengan baik kita perlu mengetahui bahwa karunia Allah itu tidak hanya bersifat materi, namun mencakup banyak hal, antara lain kesehatan, kekayaan, keahlian, kesempatan, kemampuan dan lain sebagai nya. Bahkan karunia terbesar yang telah diberikan oleh Allah SWT itu adalah Keimanan. Maka kita mesti tergugah dan sadar untuk selalu memelihara dan memupuk nya, sebagai perwujudan dari rasa syukur akan karunia tersebut. Sebaliknya, jika karunia yang kita miliki itu tidak disyukuri akan berakibat buruk pada diri kita sendiri.
Kaum Muslimin  rahimakumullah,
Sudah sepantasnya kita bersyukur dan bersujud, seraya berharap mudah-mudahan kita termasuk orang yang pandai mensyukuri nikmat. Sebagaimana firman oleh Allah SWT dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah: 185 yang berbunyi:
وَلِتُكْمِلُوْا العِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللهَ عَلىَ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ 
“Dan hendaklah kamu menyempurnakan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepada kamu semoga kamu bersyukur (kepada-Nya).” ( Q.S. Al-Baqarah: 185)

اللهُ اَكْبَرْ (3×) وَ للهِ اْلحَمْدُ

Hadirin jama’ah sholat Idul Fitri rahimakumullah
Dengan lantunan gemuruh suara takbir saat ini, mari kita teguhkan dalam hati kita bahwa Allah adalah Dzat yang paling besar. Ketika takbir kita lantunkan saat berpuasa, kita juga meneguhkan untuk mempersempit pengaruh hawa nafsu dan mengagungkan kebesaran Allah didalam hati kita.Terus apa sebenarnya tujuan kita selalu takbir dalam kehidupan kita ini?
Kaum Muslimin  rahimakumullah,
Takbir mengajarkan kita agar senantiasa mengecilkan hal-hal duniawi yang sering kita agung-agungkan dalam kehidupan kita. Kita harus mengakui bahwa sering kali kita takbir dalam shalat tetapi diluar shalat kita masih sering membesar-besarkan kekayaan, kekuasaan dan kedudukan. Diluar shalat kita masih merasa bangga diperbudak oleh nafsu dengan memaksa orang lain untuk menuruti kemauan kita.
Kita sering takbir dalam shalat akan tetapi dalam keseharian kita ditengah-tengah masyarakat sering melupakan Allah SWT. Mulut kita bertakbir tapi hati kita dihinggaapi dengan rasa takabbur. Bahkan terkadang kita sering merasa paling penting, paling gagah, paling pintar dan paling segalanya. Terkadang kita sering memanfaatkan keduduka atau jabatan. Padahal yang semestinya Jabatan, Kedudukan harta dan gelar yang itu dipergunakan untuk kemaslahatan ummat namun sangat disayangkan malah justru dimanfaatkan untuk kerusakan dan keperluan pribadi.


اللهُ اَكْبَرْ (3×) وَ للهِ اْلحَمْدُ

Hadirin jama’ah sholat Idul Fitri rahimakumullah
Sebagai Insan  beriman kita harus meyaqini bahwa hanya Allah saja lah yang paling maha besar, sedangkan selain Allah adalah kecil dan lemah. Sadarlah, bahwa semua materi dunia yang menjadi kebanggaan kita selama ini semuanya itu kecil dan tidak mempunyai arti sama sekali jika dibandingkan dengan keagungan Allah SWT. Di dalam kehidupan yang fana ini tidak pantas bagi kita mendewa-dewakan jabatan dan kekayaan. Karena semua itu pasti akan kita tinggalkan sebab semua hanya itu titipan saja yang sewaktu-waktu akan diambil kembali oleh pemiliknya yakni Allah SWT.
Hadirin jama’ah sholat Idul Fitri rahimakumullah
Demikian khutbah ini kami sampaikan semoga Allah SWT memberikan kepada kita kesehatan, kenikmatan, dan semoga kita juga dipanjangkan umur hingga kita dapat bertemu lagi dengan bulan Ramadhan yang akan datang agar kita dapat terus meningkatkan Iman dan Takwa kita dengan dengan menjalankan segala perintah Nya dan meninggalkan segala larangan Nya, dan juga semoga kita selalu mensyukuri nikmat-nikmat Allah dan termasuk orang-orang yang bersyukur terhadap nikmat-nikmat yang telah dianugerahkan kepada kita, selain itu mudah-mudahan kita semua juga mendapatkan Ridha Allah SWT. Amiinnn Yaa Rabbal Alamiin…


بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فِي الْقُرْأَنِ الْعَظِيْمِ وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَةِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ وَتَقَبَّلْ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَاتَهُ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ، أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ






Khutbah Kedua
الله اكبر ۷× اللهُ اَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرّا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلًا، لَااِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ، اللهُ اَكْبَرُ وَلِلَّٰهِ الْحَمْدُ . 
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ خَلَقَ الْإِنْسَانَ وَصَوَّرَهُ مِنَ الْعَدَمِ، وَقَدَّرَ رِزْقَهُ وَاَجَلَهُ وَعَلَيْهِ بِكَأْسِ الْمَنُوْنِ قَدْ حَكَمْ، اَشْهَدُ اَنْ لَااِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَاشَرِيْكَ لَهُ شَهَادةً تُنْجِيْ قَائِلَهَا مِنَ الْاَلَمْ، وَاَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ شَرَفَ اللهُ بِهِ الْمُرْسَلِيْنَ وَبِهِ خَتَمْ، اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اٰلِهِ وَاَصْحَابِهِ، صَلَاةً وَسَلَامًا دَائِمَيْنِ مُتَلَازِمَيْنِ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ {اَمَّابَعْدُ} 
يَااَيُّهَا الَّذِيْنَ اَمَنُوا اتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَاَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ، 
قال الله تعالى : فَتَرَى الَّذِينَ فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ يُسَارِعُونَ فِيهِمْ يَقُولُونَ نَخْشَى أَن تُصِيبَنَا دَآئِرَةٌ فَعَسَى اللّهُ أَن يَأْتِيَ بِالْفَتْحِ أَوْ أَمْرٍ مِّنْ عِندِهِ فَيُصْبِحُواْ عَلَى مَا أَسَرُّواْ فِي أَنْفُسِهِمْ نَادِمِينَ 
إِنَّ اللهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِ يَاَيُّهَاالَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّم وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وءالهِ وَاَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ آمين يَا مُجِيْبَ السَـائِلِيْن
 اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ
اَللَّهُمَّ انْصُرْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ النَّاصِرِيْنَ وَافْتَحْ لَنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الْفَاتِحِيْنَ وَاغْفِرْ لَنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الْغَافِرِيْنَ وَارْحَمْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ وَارْزُقْنَا فَاِنَّكَ خَيْرُ الرَّازِقِيْنَ وَاهْدِنَا وَنَجِّنَا مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِيْنَ وَالْكَافِرِيْنَ. 
اَللَّهُمَّ أَصْلِحْ لَنَا دِيْنَناَ الَّذِى هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِنَا وَأَصْلِحْ لَنَا دُنْيَانَ الَّتِى فِيْهَا مَعَاشُنَا وَأَصْلِحْ لَنَا آخِرَتَنَا الَّتِى فِيْهَا مَعَادُنَا وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لَنَا فِى كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لَنَا مِنْ كُلِّ شرٍّ 
اَللَّهُمَّ لاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا اَللَّهُمَّ اِنِّى أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمِ لاَ يَنْفَعُ  وَمِنْ قَلْبٍ لاَ يَخْشَعُ وَمِنْ نَفْسٍ لاَ تَسْبَعُ وَمِنْ دُعَاءِ لاَيُسْمَعُ  
اَللَّهُمَّ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا وَضُوْئَنَا وَصَلاَتَنَا وَصِيَامَنَا وَقِيَامَنَا وَقِرَاءَتَنَا وَرُكُوْعَنَا وَسُجُوْدَنَا وَقُعُوْدَنَا وَتَسْبِيْحَنَا وَتَهْلِيْلَنَا وَتَمْجِيْدَنَا وَتَحْمِيْدَنَا وَخُشُوْعَنَا وَتَضَرُّعَنَا وَلاَ تَضْرِبْ بِهَا وُجُوْهَنَا يَا إِلَهَ الْعَالَمِيْنَ وَيَاخَيْرَ النَّاصِرِيْنَ بِرَحْمَتِكَ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ، 
رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى الأَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ
النَّارِوالحمد لله رب العالمين

Untuk download silahkan klik dibawah ini:
 www.hanapibani.com

0 Comments

Tidak ada komentar:

Translate

Artikel Terbaru

Catat, Ini Enam Gagasan Menag Nasaruddin untuk Pemberantasan Korupsi

  Menag Nasaruddin Umar sedang menyampaikan gagasannya tentang Peran Agama dalam Pemberantasan Korupsi, di Jakarta, Jumat (13/12/2024) السلا...

Powered by BeGeEm - Designed Template By HANAPI