Breaking News

07 Februari 2022

Empat Cara Memperbaiki Diri menurut Imam Al-Ghazali

Orang yang ingin memperbaiki diri perlu melihat terlebih dahulu aib atau kekurangan yang ada pada dirinya. Dengan mengetahui aib dan kekurangan dirinya, ia dapat memperbaiki mana yang kurang pada dirinya.

Imam Al-Ghazali dalam Kitab Ihya Ulumiddin mengatakan, bila menghendaki kebaikan pada seorang hamba, Allah membuat hamba itu melihat aibnya. (Abu Hamid Al-Ghazali, Ihya’ Ulumiddin, [Beirut, Darul Fikr: 2018 M/1439 H-1440 H], juz III, halaman 68).

Siapa saja yang mata hatinya tembus pandang, maka kekurangan dirinya akan tampak jelas baginya. Identifikasi atas aib atau kekurangan diri memungkinkan dia untuk memperbaiki kekurangan dirinya.

Adapun kebanyakan orang tidak memahami kekurangan dirinya. Ia melihat kotoran mata orang lain. Sedangkan batang kurma di depan mata tidak tampak. (Al-Ghazali, 2018 M/1439 H-1440 H: III/68).

Empat Cara Memperbaiki Diri menurut Imam Al-Ghazali

Imam Al-Ghazali menyebut empat jalan untuk memperbaiki diri atau menginstrospeksi diri: 

Pertama, konsulasi dengan seorang guru yang memahami kekurangan dirinya dan dapat melihat kekurangan yang tersebunyi. Konsultasi seperti ini umumnya berlaku pada guru dan murid tarekat, santri dan kiai.

Kedua, mencari sahabat jujur yang dapat dipercaya, religius, dan taat pada nilai-nilai agama yang dapat melihat kekurangannya dan mengamati perilakunya baik lahir maupun batin, serta memperhatikannya.

Sayyidina Umar bin Khattab ra mendoakan orang yang memberitahukan aibnya. Ia akan senang kalau ada sahabat yang mengoreksi kekurangannya.

Ketiga, mengambil manfaat dari mulut musuh atau hatersnya. Pandangan musuh biasanya memancarkan kekurangan-kekurangan diri kita. Terkadang, kekurangan kita yang disebutkan oleh musuh atau para pembenci kita lebih banyak daripada koreksi sahabat kita. “Koreksi” pembenci kita lebih bermanfaat daripada konsultasi sahabat sendiri.

Keempat, banyak bergaul dengan masyaraat luas. Perilaku sahabat kita yang dianggap tercela di mata banyak orang anggap saja perilaku kita sendiri yang juga harus sedapat mungkin dijauhi karena orang beriman adalah cermin bagi yang lain.

Kita menganggap aib sahabat kita juga aib kita sendiri yang harus dijauhi karena apa yang tidak disenangi pada orang lain juga kemungkinan terdapat pada dirinya. Pasalnya, perilaku kita berdekatan dengan sahabat kita baik terpuji maupun tercelanya.


قيل لعيسى عليه السلام من أدبك قال ما أدبني أحد رأيت جهل الجاهل شينا فاجتنبته


Artinya, "Suatu hari Nabi Isa as yang luhur budinya ditanya, 'Siapakah yang mendidikmu?' Ia menjawab, 'Saya tidak belajar kepada seorang pun. Hanya saja saya melihat kekonyolan orang-orang dungu sebagai keburukan, lalu kujauhi.' Wallahu a’lam.  

Demikian informasi yang dapat kami sampaikan tentang "Empat Cara Memperbaiki Diri menurut Imam Al-Ghazali", semoga bermanfa'at. 

Terimakasih atas kunjungannya, mohon doa' agar blog ini terus berkembang dan berguna bagi semua orang.
Memberi manfa'at dunia dan akhirat.

Untuk mendapatkan pemberitahuan langsung mengenai artikel terbaru di facebook dari website ini silakan klik suka pada halaman kami HANAPI BANI

atau gabung Group kami;

Youtube ;(Klik DISINI)
WA 1 ; (Klik DISINI)
WA 2 ; (Klik DISINI)
WA 3 ; (Klik DISINI)
WA 4 ; (Klik DISINI)

WA 5 ; (Klik DISINI)
WA 6 ; (Klik DISINI)
WA 7 ; (Klik DISINI)
WA 8 ; (Klik DISINI)
WA 9 ; (Klik DISINI)
WA 10 ; (Klik DISINI)
WA 11 ; (Klik DISINI)
Telegram ; (Klik DISINI)
Bip ; 
(Klik DISINI)

و صلى  الله على سيدنا محمد و على أله
 و صحبه أجمعين
ثم السلام عليكم و رحمة الله و بركاته
Protected by Copyscape
0 Comments

Tidak ada komentar:

Translate

Artikel Terbaru

Catat, Ini Enam Gagasan Menag Nasaruddin untuk Pemberantasan Korupsi

  Menag Nasaruddin Umar sedang menyampaikan gagasannya tentang Peran Agama dalam Pemberantasan Korupsi, di Jakarta, Jumat (13/12/2024) السلا...

Powered by BeGeEm - Designed Template By HANAPI