Breaking News

09 September 2020

Materi Pembelajaran Fikih - "Bersuci dari haid dan Ihtilam"

السلام عليكم و رحمة الله و بركاته
بسم الله و الحمد لله
اللهم صلى على سيدنا محمد و على أله و صحبه أجمعين

INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
Peserta didik mampu; 

  1. Menjalankan perintah Allah untuk menjaga kesucian lahir dan batin 
  2. Menjalankan perintah Allah untuk menjaga kebersihan lahir dan batin 
  3. Rajin membersihkan badan untuk menjaga kesehatan badan 
  4. Bersegera mandi wajib sesudah selesai haid/ Ihtilam 
  5. Memahami tata cara bersuci dari hadas besar 
  6. Memahami hikmah bersuci dari haid dan janabat 
  7. Merancang tata cara mandi wajib yang sah 
  8. Mensimulasikan tata cara mandi wajib.
BERSUCI DARI HAID DAN IHTILAM

Abdul adalah seorang siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah. Suatu pagi ketika ia bangun tidur, ia mengalami mimpi basah. Karena sadar ia belum shalat subuh, ia langsung berwudhu kemudian bersiap-siap untuk shalat. Ayahnya yang mengetahui bahwa Abdul mengalami mimpi basah langsung menegur Abdul dan memintanya untuk mandi dulu sebelum shalat. 

Ayah Abdul mengatakan bahwa Abdul sedang berhadas besar. Oleh karena itu, Abdul harus bersuci dahulu sebelum shalat. Ayah mengatakan bahwa Abdul harus mandi wajib untuk bersuci. Abdul diajari tata cara mandi wajib yang benar oleh ayahnya karena menurut ayahnya ada hal-hal yang harus diperhatikan dalam mandi wajibnya agar mandi yang ia lakukan sah dan dapat mensucikan badannya dari hadas besar. Abdul berterima kasih kepada ayahnya yang telah mengajarinya tata cara mandi wajib kemudian ia bersegera mandi.

Materi Pembelajaran Fikih - "Bersuci dari haid dan Ihtilam"

Hadas adalah keadaan tidak suci pada pada diri seorang muslim yang menyebabkan ia tidak boleh shalat, tawaf dan lain sebagainya. Haid dan Ihtilam termasuk hadas besar. Jika hadas kecil ini dapat disucikan dengan cara berwudhu maka hadas besar disucikan dengan cara mandi besar atau mandi wajib. 

Dikatakan mandi wajib karena ia wajib dilaksanakan ketika seseorang hendak menunaikan shalat, tawaf, menyentuh mushaf al-Qur’an, dan lainnya. Hal ini berbeda dari mandi mubah (mandi biasa) untuk membersihkan dan menyegarkan tubuh; atau mandi sunnah seperti ketika hendak berangkat shalat Jumat, shalat Idul Fitri, shalat Idul Adha, memasuki kota Makkah, atau setelah sadar dari pingsan.

A. Tata Cara Bersuci dari Hadas Besar 

Cara bersuci dari hadas besar dapat dilaksanakan dengan mandi wajib. Bagaimana tata cara mandi wajib itu? Dalam melaksanakan mandi wajib untuk bersuci dari hadas besar tidak bisa kita lakukan secara sembarangan. Mandi wajib mempunyai tata cara tertentu. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar mandi wajib menjadi sah. Apa saja hal-hal yang harus kita perhatikan saat mandi wajib? Hal-hal yang harus kita perhatikan saat mandi wajib antara lain: 

1. Rukun Mandi Wajib 

Apakah kamu tahu apa yang dimaksud dengan rukun? Rukun adalah sesuatu yang harus dipenuhi untuk sahnya suatu pekerjaan. Rukun mandi wajib artinya, sesuatu yang harus dipenuhi agar mandi wajibnya sah. Jadi apabila mandi wajib tidak memenuhi salah satu rukunnya maka mandi wajibnya menjadi tidak sah. 

Nah apa saja rukun mandi wajib? Berikut akan kita bahas. 
Rukun mandi wajib ada 2 yakni:

a. Niat 

Niat mandi wajib tidak harus diucapkan. Niat boleh dilakukan di dalam hati, namun mengucapkan niat hukumnya sunnah. Oleh karena itu, akan lebih baik jika niat mandi kita lafalkan. Niat mandi wajib dilaksanakan pada awal mengguyurkan air ke badan. Jadi dalam mandi wajib, kita dihitung mulai mandi wajib saat melaksanakan niat. Adapun anggota badan yang sudah kita basahi sebelum niat, maka anggota badan tersebut belum dianggap disucikan dengan mandi wajib. 

Mengingat niat merupakan rukun mandi wajib, artinya jika kita mandi wajib namun lupa tidak berniat maka mandi wajib kita tidak sah sehingga kita masih dalam kondisi berhadas besar. Jika kita masih berhadas besar, tentunya kita belum bisa melaksanakan shalat, membaca al-Qur’an dan sebagainya. Nah oleh karena itu, jangan sampai kita lupa berniat ketika ingin mandi wajib. 
Bagaimana lafal niat mandi wajib itu? Marilah kita menghafalkan niat mandi wajib berikut!

Materi Pembelajaran Fikih - "Bersuci dari haid dan Ihtilam"


b. Meratakan air ke seluruh tubuh 

Rukun mandi wajib yang kedua adalah meratakan air ke seluruh tubuh. Ini berarti apabila kita mandi wajib namun ada anggota badan yang masih kering artinya mandi wajib kita belum bisa dikatakan sah. Oleh karena itu, apabila kita melihat ada anggota badan kita yang masih kering setelah mandi wajib, kita wajib membasuhnya. 

Air yang digunakan untuk mandi wajib haruslah air yang suci dan menyucikan. Oleh karena itu, tidak sah mandi menggunakan air yang najis atau air yang telah bercampur dengan sesuatu yang dapat mengubah warna, rasa atau baunya. Adapun yang perlu kita perhatikan ketika mandi wajib adalah daerah-daerah yang agak tersembunyi yang biasanya tidak bisa basah jika tidak kita perhatikan dengan seksama. Contohnya apabila kita memakai cincin yang pas di jari kita sehingga ketika kita guyur, maka bagian yang tertutup cincin tersebut tidak terkena air. Hal ini bisa menyebabkan mandi kita tidak sah. Oleh karena itu, kita harus benar-benar memastikan bahwa seluruh tubuh kita telah terkena air secara merata.

Daerah yang perlu kita perhatikan lagi adalah daerah lubang hidung, belakang telinga, lipatan-lipatan pada tubuh, sela-sela jari dan kaki, dan lain-lain.

2. Sunnah Mandi Wajib 

Nah setelah kita mempelajari rukun mandi wajib, kali ini kita akan mempelajari sunnah mandi wajib. Apa itu sunnah mandi wajib? Sunnah mandi wajib adalah sesuatu yang apabila dikerjakan akan mendapat pahala namun bila tidak dikerjakan tidak berpengaruh pada keabsahan mandi wajib. Artinya mandi wajib kita sudah sah apabila memenuhi rukun-rukun mandi wajib meskipun tidak melaksanakan sunnah-sunnahnya. Meskipun demikian, alangkah baiknya jika kita dapat melaksanakan mandi wajib dengan sempurna sunnah-sunnahnya karena hal tersebut lebih disukai oleh Allah Swt. 

Adapun sunnah mandi wajib antara lain: 
a. Membaca basmalah bersamaan dengan niat mandi;
b. Membersihkan kedua telapak tangan sebelum memasukan ketempat air ;
c. Menghilangkan kotoran yang ada pada badan;
d. Membersihkan kemaluan atau beristinja’ ;
e. Berwudlu dengan sempurna sebelum mandi;
f. Mencelupkan kedua tangan ke dalam air dan siramkan air ke akar - akar rambut kepala;
g. Menyiram air ke kepala sebanyak tiga kali dan mengguyurkannya keseluruh tubuh;
h. Mendahulukan anggota badan sebelah kanan;
i. Tidak meminta tolong kepada orang lain kecuali ada uzur;
j. Tidak berbicara kecuali ada kebutuhan.

3. Bersegera Mandi Wajib 

Sebagai seorang Muslim yang sudah balig, kita mempunyai kewajiban shalat tepat pada waktunya. Apabila kita tidak shalat tepat waktu, maka kita akan berdosa. Oleh sebab itu, hendaknya kita senantiasa berhati-hati agar waktu shalat tidak terlewat. 

Bagaimana cara untuk menjaga agar shalat tidak terlewat? Salah satu cara untuk menjaga agar shalat tidak terlewat adalah dengan bersegera mandi wajib setelah ihtilam ataupun setelah darah haid berhenti keluar. Jika kita menunda-nunda mandi wajib sehingga ada shalat yang terlewat, maka kita berdosa. Jika kita sudah terlanjur menunda-nunda waktu bersuci sehingga waktu shalat terlewat, maka kita harus mengqadha shalat yang sudah terlewat tadi dan banyak-banyak meminta ampun kepada Allah Swt.

Demikian sedikit ulasan mengenai Materi Pembelajaran Fikih - "Bersuci dari haid dan Ihtilam".
Semoga ada manfaatnya baik di dunia maupun akhirat.

Terimakasih atas kunjungannya, untuk dapatkan pemberitahuan langsung di facebook mengenai artikel kami, silakan klik suka pada halaman  HANAPI BANI


ثم السلام عليكم و رحمة الله و بركاته


0 Comments

Tidak ada komentar:

Translate

Artikel Terbaru

Kunci Jawaban - 3.1 Kementerian Agama dan Sistem Deteksi Dini Konflik - Pelatihan Deteksi Dini: Analisa Faktor Konflik - Pintar Kemenag

     السلام عليكم Ùˆ رحمة الله Ùˆ بركاته بسم الله Ùˆ الحمد لله اللهم صل Ùˆ سلم على سيدنا محمد Ùˆ على أله  Ùˆ صحبه أجمعين Salam Sahabat  Hanapi Ban...

Powered by BeGeEm - Designed Template By HANAPI