Breaking News

22 Agustus 2019

Sistem Pembelajaran PPG Pendidikan Agama Islam Diapresiasi


Penggunaan Learning Management  System (LMS) dalam pembelajaran Pendidikan Profesi Guru (PPG) Pendidikan Agama Islam (PAI) diapresiasi pengguna. LMS ini didesain Direktorat PAI Ditjen Pendidikan Islam Kementerian Agama. 
"Pada awalnya ketika kami mengenal LMS PAI, kami mengeluh dan mengungkapkan kesulitan mengoperasikannya. Tapi ketika kami disuguhi model  lainnya, kami mengapresiasi kemudahannya," ungkap salah satu dosen UIN Pekanbaru yang ikut dalam evaluasi LMS PPG PAI di UIN Maulana Malik Ibrahim, Malang, Rabu (21/08).
Dalam rangka penyempurnaan, LMS dievaluasi secara simultan oleh para pengelola PPG dan dosen/instruktur pengampu model daring di sejumlah kampus. Evaluasi digelar di UIN STS Jambi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, UIN Alauddin Makasar, UIN Sunan Ampel, IAIN Samarinda, UIN Susqa Pekanbaru dan terakhir di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
Dari serangkaian pertemuan tersebut, teridentifikasi sejumlah keunggulan LMS. Pertama, LMS Dit PAI dinilai user friendly bagi guru-guru PAI, termasuk bagi mereka yang selama ini masih kurang familiar dengan teknologi informasi. "Guru PAI yang menjadi peserta PPG yang rerata berusia di atas 45 tahun memiliki kendala tersendiri dalam merespon perkembangan teknologi informasi," kata Kasi Bina Akademik Subdit PAI pada Perguruan Tinggi Umum Anis Masykhur. 
"Display LMS ini kami pikirkan betul-betul yang mencoba menggabungkan dan memodifikasi LMS-LMS yang ada," lanjutnya.
Keunggulan kedua, LMS Dit PAI memberikan ruang bagi dosen sebagai instruktur untuk melakukan kurasi atas dokumen-dokumen yang disediakan sistem. Sebagaimana diketahui bahwa instruktur pembelajaran daring ini tidak boleh menerima mentah-mentah dokumen yang disediakan. Dosen harus melakukan kurasi atas materi (modul), video, bahan presentasi dan jurnal, jika dirasa kurang cocok atau tidak sesuai dengan yang diharapkan. 
"Di LMS ini Dosen dapat memberikan soal-soal latihan yang lebih berkualitas daripada yang disediakan," jelas Anis.
Ketiga, struktur LMS Dit PAI terlihat sistematis meski kompleksitasnya masih rendah. "Model plotincg kelas, modul dan dosen mendorong instruktur dan peserta untuk lebih berdisiplin dengan kesepakatan yang dibangun kedua belah pihak," ujar Anis.
Selain mengapresiasi kelebihan LMS PAI, para pengelola mengusulkan penyempurnaan di beberapa aspek. Pertama, rentang nilai agar didesain ulang, tidak terlalu jauh rentangnya. "Menu dalam penilaian hasil diskusi, saya usulkan rentangnya 5 saja atau dosen dibiarkan menilai sendiri dari 60 sampai 100," usul Walid dari UIN Malang. 
Kedua, agar diberi panduan di menu dosen per pemberian tugas. "Misalkan saja di tugas resume, rambu-rambu membuat resume harus ditampilkan. Bisa disediakan atau sistem sudah menyediakan," usul salah satu dosen IAIN Samarinda.
Ketiga, perlu ada semacam penyamaan persepsi bagaimana menjadi instruktur daring yang baik.
Anis berharap, hasil evaluasi ini akan semakin menyempurnakan desan LMS Dit PAI di tahun mendatang. 
0 Comments

Tidak ada komentar:

Translate

Artikel Terbaru

Kumpulan Kunci Jawaban - Pelatihan Lesson Study di Era Digital - Pintar Kemenag

      السلام عليكم Ùˆ رحمة الله Ùˆ بركاته بسم الله Ùˆ الحمد لله اللهم صل Ùˆ سلم على سيدنا محمد Ùˆ على أله  Ùˆ صحبه أجمعين Salam Sahabat  Hanapi Ba...

Powered by BeGeEm - Designed Template By HANAPI