Breaking News

25 Desember 2018

63 ASN NTB Terjangkit HIV/AIDS


Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) NTB mencatat sebanyak 63 Aparatur Sipil Negara (ASN) terjangkit HIV/AIDS. Puluhan abdi negara yang terjangkit HIV/AIDS tersebut tersebar di provinsi dan kabupaten/kota.
Sekretaris KPA NTB, Soeharmanto, SH mengatakan seseorang menderita HIV/AIDS karena hubungan seksual. Penggunaan jarum suntik yang menjadi penyebab HIV/AIDS di NTB sudah tak ditemukan lagi.
“Untuk PNS 63 kasus se – NTB. Lokasinya masih kita cari masing-masing kabupaten/kota. Ada yang HIV dan ada yang sudah AIDS. Kebanyakan yang HIV,” kata Soeharmanto dikonfirmasi Suara NTB di Mataram, Minggu, 23 Desember 2018.


Ia tak merincikan secara terperinci 63 ASN yang terjangkit HIV/AIDS tersebut di masing-masing kabupaten/kota. Namun, Soeharmanto mengatakan dari jumlah itu, sebanyak 40 orang kena HIV dan 23 orang kena AIDS.

“Yang kena AIDS kebanyakan sudah stadium tiga, masih bisa diobati. Ini terbanyak karena  hubungan seksual. Kalau jarum suntik sudah tak ada,” ungkapnya.
Soeharmanto mengatakan pihaknya bersama Pemda kabupaten/kota terus mengungkap sebanyak-banyaknya kasus HIV/AIDS di NTB. Targetnya, tahun 2030, kasus HIV/AIDS bisa diungkap sebanyak 3.090 kasus.
Saat ini, kasus HIV/AIDS yang terungkap baru 1.680 kasus sampai Juli lali. Kasus HIV/AIDS yang belum terungkap sebanyak 52 persen.
“Kesadaran sudah mulai. Tapi dia itu enggan ke tempat pelayanan sendiri. Dia masih harus diberikan motivasi, ada yang mendorong, mengajak, mengantar. Sementara tenaga lapangan terbatas,” terangnya.
Untuk itu, kata Soeharmanto, pihaknya sedang menggencarkan sosialisasi kepada remaja usia 15 – 24 tahun. Pihaknya melakukan sosialisasi ke kampus-kampus. Serta mendorong perguruan tinggi melakukan tes HIV kepada mahasiswa.
“Kemudian juga seluruh profesi kita akan berikan pemahaman juga. Ini masalah prilaku. Bagi mereka yang sudah melakukan perbuatan yang berisiko kita dorong secepat mungkin tes HIV,” katanya.
Ia mengatakan era globalisasi saat ini, banyak remaja yang berhubungan pacaran kebablasan. Sehingga banyak muncul hubungan seks sebelum nikah. Mereka inilah yang sangat berisiko kena HIV/AIDS.
“Ini yang kita dorong memeriksakan diri. Kalau statusnya positif segera minum obat, aman. Dia akan tetap sehat. Jangan nunggu sakit dulu. Kita mendorong mereka, supaya menyadari, melakukan tes HIV,” sarannya.
0 Comments

Tidak ada komentar:

Translate

Artikel Terbaru

Kemenag Siapkan Regulasi Pengawasan Madrasah Berbasis Digital

  Reviu Regulasi GTK Madrasah السلام عليكم Ùˆ رحمة الله Ùˆ بركاته بسم الله Ùˆ الحمد لله اللهم صل Ùˆ سلم على سيدنا محمد Ùˆ على أله  Ùˆ صحبه أجمعين ...

Powered by BeGeEm - Designed Template By HANAPI