Breaking News

20 Maret 2021

Hubungan antara Guru, Siswa dan Google

 



السلام عليكم و رحمة الله و بركاته
بسم الله و الحمد لله
اللهم صلى على سيدنا محمد و على أله
 Ùˆ صحبه أجمعين

Salam Sahabat Hanapi Bani.

Antara guru dan google memang terlihat ada kesamaan. Ya… sama-sama di awali dengan huruf “G”. hehehe…
tetapi kalau ditanya lebih pintar siapa, jelaslah google pemenangnya.
 
Apa sih yang gak bisa dijelaskan oleh google?
.  Bandingkan d'engan guru kalau ditanya oleh siswa. Terkadang jawabannya kurang memuaskan.
Tapi guru tidak kurang akal.  Sambil berkelakar ia berkata : “
 Anak- anak, kalau jawaban tadi kurang memuaskan, mohon maaf. Karena Bapak bukan alat pemuas….” Hehehehe…Bisa aja.

Karena Guru Punya Hati

Google memang pintar. Para ahli menyebutnya artificial intellegence atau Al. Artinya kecerdasan buatan. Kalau begitu yang sebenarnya pintar itu siapa?, ya… manusia yang membuatnya. Ya gak. Bagaimana pun pintarnya google, tetap saja tidak akan mengalahkan kepintaran manusia.

Guru sebagai pelaku utama pendidikan, keberadaannya tidak bisa tergantikan oleh teknologi secanggih apapun. Seperti google.
Mengapa ?. Karena guru punya akal dan hati. Sedangkan google tetaplah google. Mesin pencari yang keberadaannya baru berfungsi kalau dikendalikan oleh manusia.

Siswa dan Google

Hubungan siswa dengan google ibarat amlop dengan perangko. Tidak bisa dipisahkan. Ketergantungan siswa terhadap google sulit untuk dihindari. Hampir setiap saat mereka berinteraksi dengan google.

Kedekatan siswa dengan google. Bukan tanpa masalah. Tanpa pengawasan orang tua dan guru, mereka akan tersesat di jagat maya. Google bisa memberikan segalanya. Terutama informasi yang mereka cari.

Sesuai dengan perkembangan jiwanya, mereka serba ingin tahu. Selanjutnya mencoba.  Kalaulah yang mereka lakukan dalam hal yang positif. Itu tentu saja baik.  Untuk meminimalisir dampak negatifnya, Pemahaman siswa dalam literasi digital perlu diarahkan dengan benar.

Google Memang Pintar, tapi Tidak Punya Hati.

Pergeseran pola pembelajaran dari teacher centre menjadi student centre, bertujuan untuk memotivasi siswa supaya  lebih aktif lagi dalam belajar. Student centre bukan  berarti guru menyerahkan sepenuhnya kepada siswa untuk mencari sumber lain tanpa kendali. Tetapi guru harus berusaha memaksimalkan tugas dan fungsinya sebagai fasilitator pendidikan. Yang pada akhirnya pembelajaran bermakna dapat terwujud sesuai dengan yang diharapkan. Pembelajaran bermakna tidak bisa dipisahkan dari pendidikan karakter. Penanaman nilai nilai karakter inilah yang tidak bisa dilakukan oleh mesin pencari yang bernama google.

Semoga bermanfaat.

Terimakasih atas kunjungannya, untuk dapatkan pemberitahuan langsung mengenai artikel terbaru di facebook silakan klik suka pada halaman kami HANAPI BANI

atau gabung Group kami;

Youtube ;(Klik DISINI)
WA 1 ; (Klik DISINI)
WA 2 ; (Klik DISINI)
WA 3 ; (Klik DISINI)
Telegram ; 
(Klik DISINI)
Bip ; 
(Klik DISINI)

Ùˆ ØµÙ„Ù‰ على سيدنا محمد Ùˆ على أله
 Ùˆ صحبه أجمعين
ثم السلام عليكم و رحمة الله و بركاته
Protected by Copyscape

 

0 Comments

Tidak ada komentar:

Translate

Artikel Terbaru

Penyelenggaraan dan Panduan Logo HAB ke-79 Kementerian Agama RI Tahun 2025

السلام عليكم Ùˆ رحمة الله Ùˆ بركاته بسم الله Ùˆ الحمد لله اللهم صل Ùˆ سلم على سيدنا محمد Ùˆ على أله  Ùˆ صحبه أجمعين Salam Sahabat  Hanapi Bani . ...

Powered by BeGeEm - Designed Template By HANAPI